Indahfashion Shop's Fan Box

GOOGLE TRANSLATE

Friday, 15 May 2009

Entrepreneurship

From Wikipedia, the free encyclopedia

Entrepreneurship according to Onuoha (2007) is the practice of starting new organizations or revitalizing mature organizations, particularly new businesses generally in response to identified opportunities. Entrepreneurship is often a difficult undertaking, as a vast majority of new businesses fail. Entrepreneurial activities are substantially different depending on the type of organization that is being started. Entrepreneurship ranges in scale from solo projects (even involving the entrepreneur only part-time) to major undertakings creating many job opportunities. Many "high-profile" entrepreneurial ventures seek venture capital or angel funding in order to raise capital to build the business. Angel investors generally seek returns of 20-30% and more extensive involvement in the business.[1] Many kinds of organizations now exist to support would-be entrepreneurs, including specialized government agencies, business incubators, science parks, and some NGOs.

Contents

[hide]

[edit] History of entrepreneurship

The understanding of entrepreneurship owes much to the work of economist Joseph Schumpeter and the Austrian economists such as Ludwig von Mises and Friedrich von Hayek. In Schumpeter (1950), an entrepreneur is a person who is willing and able to convert a new idea or invention into a successful innovation. Entrepreneurship forces "creative destruction" across markets and industries, simultaneously creating new products and business models. In this way, creative destruction is largely responsible for the dynamism of industries and long-run economic growth. Despite Schumpeter's early 20th-century contributions, the traditional microeconomic theory of economics has had little room for entrepreneurs in its theoretical frameworks (instead assuming that resources would find each other through a price system.)

Some notable persons and their works in entrepreneurship history.

For Frank H. Knight (1921) and Peter Drucker (1970) entrepreneurship is about taking risk. The behavior of the entrepreneur reflects a kind of person willing to put his or her career and financial security on the line and take risks in the name of an idea, spending much time as well as capital on an uncertain venture. Knight classified three types of uncertainty.

  • Risk, which is measurable statistically (such as the probability of drawing a red colour ball from a jar containing 5 red balls and 5 white balls).
  • Ambiguity, which is hard to measure statistically (such as the probability of drawing a red ball from a jar containing 5 red balls but with an unknown number of white balls).
  • True Uncertainty or Knightian Uncertainty, which is impossible to estimate or predict statistically (such as the probability of drawing a red ball from a jar whose number of red balls is unknown as well as the number of other coloured balls).

The acts of entrepreneurship is often associated with true uncertainty, particularly when it involves bringing something really novel to the world, whose market never exists. Before the Internet, nobody knew the market for Internet related businesses such as Amazon, Google, YouTube, Yahoo etc. Only after the Internet emerged did people begin to see opportunities and market in that technology. However, even if a market already exists, such as the market for cola drinks (which has been created by Coca Cola), there is no guarantee that a market exists for a particular new player in the cola category. The question is: whether a market exists and if it exists for you.

The place of the disharmony-creating and idiosyncratic entrepreneur in traditional economic theory (which describes many efficiency-based ratios assuming uniform outputs) presents theoretic quandaries. William Baumol has added greatly to this area of economic theory and was recently honored for it at the 2006 annual meeting of the American Economic Association.[2]

Entrepreneurship is widely regarded as an integral player in the business culture of American life, and particularly as an engine for job creation and economic growth. Robert Sobel published The Entrepreneurs: Explorations Within the American Business Tradition in 1974. Zoltan Acs and David B. Audrestch have produced an edited volume surveying Entrepreneurship as an academic field of research in the Handbook of Entrepreneurship Research: An Interdisciplinary Survey and Introduction.

Faktor Kali Dalam Bisnis

Default Faktor Kali Dalam Bisnis

Posted by: "Badroni Yuzirman"


Mungkin anda sering bertanya-tanya, mengapa si A dalam waktu singkat
usahanya berkembang begitu pesat? Atau si B dalam waktu singkat punya cabang
begitu banyak? Jawabannya adalah karena faktor kali (multiplier effect).
Usaha yang lambat biasanya karena sistimnya masih menggunakan faktor
penjumlah misalnya 2 + 2 = 4, 4 + 4 = 8, 16 + 16 = 32. Ini juga bisa maju,
tapi agak lebih lambat. Tapi bila Anda punya usaha yang memiliki faktor kali
akan jadi seperti ini: 2 x 2 = 4, 4 x 4 = 16, 16 x 16 = 256. Jauh lebih
besar hasilnya.

Usaha apa contohnya yang memiliki faktor kali? Semua usaha punya faktor
kali. Cuma jenisnya berbeda-beda. Misalnya usaha rumah makan, salah satu
faktor kalinya adalah lokasi yang ramai. Lihat saja restoran McDonalds di
Sarinah Thamrin menjadi 10 besar paling ramai di dunia karena faktor kalinya
adalah lokasi yang strategis dan ramai. Usaha eceran faktor kalinya adalah
lokasi yang ramai dan banyaknya jumlah cabang. Usaha grosir faktor kalinya
adalah pelanggannya yang membeli dalam jumlah banyak dan berulang-ulang.

Hanya itu? Masih banyak lagi. Misalnya publikasi, iklan, promosi, tenaga
sales. Berikut ini uraiannya.

*Menggunakan Publikasi
*Ingat dengan ayam bakar Wong Solo? Restoran ini “meledak” omsetnya
gara-gara seorang seorang wartawan menulis berita tentang usaha ayam bakar
yang saat itu masih di kaki lima di kota Medan dengan judul “Sarjana Menjual
Ayam Bakar”. Jadi tulisan di koran itu telah menjadi faktor kali. Memang
pemiliknya Puspo Wardoyo pintar sekali memanfaatkan publikasi seperti
mengadakan Poligami Awards, membuat menu Jus Poligami. Contoh lain: jaringan
bisnis MQ Corporation milik AA Gym dengan publikasi dari segi spiritual, The
Body Shop dengan publikasi dari segi kepedulian lingkungan hidup, Moamar
Emka dengan buku Jakarta Undercover, Dewi Lestari dengan buku Supernova.

*Menggunakan Iklan atau Promosi*
Baru-baru ini saya melihat langsung toko roti baru namanya BreadTalk di Mal
Taman Anggrek. Saya saksikan pembelinya rela antri sampai hampir sepuluh
meter untuk membeli roti yang katanya lebih enak itu. Kenapa bisa begitu
ramai sementara toko roti lain di tempat yang sama tidak seramai itu? Karena
faktor kali dari iklan dan promosi di Metro TV dengan menggunakan para artis
ternama. Iklan tersebut menggugah rasa ingin tahu penonton untuk mencobanya.
Contoh lain: DRTV.

*Menggunakan Tenaga Pemasaran/Sales
*Anda tahu jaringan toko kredit Columbia? Kebetulan saya sendiri kenal
dengan pemiliknya, Bapak Leo Chandra. Katanya, tahun lalu omsetnya mencapai
Rp. 1,2 trilyun. Apa kiatnya? Dia tidak menggunakan iklan atau membuka
outlet di lokasi yang ramai dan strategis. Tapi dia menggunakan 20.000
tenaga sales di seluruh Indonesia. Toko-toko sepatu di PIK Pulo Gadung juga
menerapkan hal serupa, yaitu dengan menggunakan tenaga pemasar lepas
(freelance) yang dibekali dengan brosur dan katalog gambar produk. Jadi,
para pembeli tinggal memilih melalui katalog tersebut. Contoh lain:
perusahaan network marketing/MLM, kartu kredit Citibank, bahkan partai
seperti Partai Keadilan Sejahtera juga menggunakan strategi pemasaran
langsung (direct selling). Saat dalam Pemilu 1999 dengan 15.000 kader yang
mentargetkan 1 orang menggaet 20 orang pemilih, partai ini berhasil mendapat
1.4 juta suara. Saat ini dengan sistim pendekatan yang sama telah terkumpul
400.000 kader. Berapa nanti perolehan suaranya di tahun 2004 bila 1 orang
kader menggaet 20 pemilih?

*Menggunakan Tokoh atau Model
*Baterai ABC menguasai 90% lebih pangsa pasar baterai di Indonesia. Saat
saya berkunjung ke pabriknya di Daan Mogot bulan Desember tahun lalu, Ibu
Herlili Sumampouw, manajer periklanannya membuka rahasia bahwa salah satu
faktor kalinya adalah dengan menggunakan orang-orang cebol dan petinju
Evander Holyfield. Mereka menggunakan orang-orang cebol sejak tahun 70-an
yang disuruh menari-nari di arena Pekan Raya Jakarta. Hasilnya, omset
penjualan baterai ABC naik seperti roket, katanya. Begitu juga saat
memperkenalkan Baterai ABC Alkaline, tadinya ABC tidak dikenal sebagai
produsen baterai alkaline sebelum menggunakan model iklan petinju kelas
berat Evander Holyfield. Seorang model atau tokoh memiliki banyak penggemar,
inilah faktor kalinya.

*Membuka Cabang Sebanyak Mungkin*
Untuk usaha eceran/retail, inilah faktor kalinya. Alfa Mart adalah
contohnya. Dalam waktu singkat bisa menyamai jumlah cabang Indomaret yang
sudah lebih lama di bisnis ini. Dengan agresif mereka terus membuka cabang
dengan cara waralaba yang lebih fleksibel daripada Indomaret. Caranya, bila
si calon partner itu hanya punya lahan dan bangunan tanpa modal kerja,
Alfamart siap mengisi barang. Faktor kali untuk usaha eceran tidak hanya
itu, bisa juga dengan cara menitipkan barang di outlet-outlet.

*Menjual Secara Grosir*
Untuk usaha grosir, faktor kalinya tidak perlu dengan membuka banyak toko.
Tapi dengan mencari banyak pedagang yang membeli dalam jumlah banyak secara
berulang-ulang. Ini bisa dilihat di toko-toko di Tanah Abang, Pasar Anyar
Bogor atau Cipulir. Rata-rata mereka memiliki pelanggan tetap yang secara
rutin berbelanja. Misalnya satu toko memiliki 20 pelanggan yang rata-rata
berbelanja Rp. 2 juta per bulan, total per tahun menjadi Rp. 480 juta. Usaha
grosir ini akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan usaha para
pedagang langganan tersebut dan bertambahnya pelanggan baru. Adakah para
pelanggan yang memiliki lebih dari satu toko? Tentunya ada, bahkan ada yang
memiliki 10 toko. Inilah faktor kalinya.

*Menggunakan Internet
*Jeff Bezos adalah salah orang terkaya di Amerika saat ini. Dia meraihnya
dalam waktu kurang dari 10 tahun. Dia adalah pendiri situs belanja buku di
internet Amazon.com yang menjual buku secara online kepada para pelanggan di
seluruh dunia. Dalam waktu singkat Amazon telah mengalahkan toko buku
terbesar di Amerika yang sudah berdiri puluhan tahun, Barnes and Noble. Saya
pribadi juga telah menggunakan media ini sejak September tahun lalu.
Hasilnya di luar dugaan. Dalam waktu 3 bulan pengunjung yang datang di
website sudah hampir 1.000 orang dengan omset yang lumayan. Bahkan telah
berhasil mendapatkan agen/distributor di beberapa daerah di Indonesia. Apa
faktor kalinya? Karena saya berkawan dengan Mr. Tung Desem Waringin, seorang
pembicara seminar yang telah berbicara di hadapan lebih dari 60.000 orang
dan siaran talk show di radio Smart FM yang mempunyai jaringan di 7 kota di
Indonesia. Di setiap kesempatan dia selalu menyebutkan alamat situs internet
kami. Di samping itu, internet diakses oleh orang di seluruh dunia, tanpa
batas wilayah dan waktu. Perkembangan bisnis di internet ini patut kita
antisipasi. Peluangnya sangat, sangat, sangat besar.

*Apakah faktor kali hanya untuk bisnis saja?*
Tidak. Penggunaan faktor kali tidak melulu untuk tujuan bisnis saja. Seorang
dosen yang biasanya hanya bisa berbicara di depan mahasiswa bisa menggunakan
media lain untuk meraih audiens yang lebih besar. Misalnya dengan menulis
buku, mengadakan seminar, membuat kaset/CD, membuat situs internet, siaran
di TV atau radio. Contohnya adalah Rhenald Kasali, Roy Sembel (dosen, ahli
keuangan). Seorang atlit yang sebelumnya adalah atlit lokal bisa
meningkatkan faktor kalinya dengan mengikuti pertandingan dengan skala
nasional atau internasional. Seorang da’i seperti Aa Gym paling ahli
memanfaatkan faktor kali ini. Dia membuat faktor kali melalui tabloid,
radio, televisi, internet, buku, VCD dan lain-lain. Inul Daratista menjadi
begitu fenomenal setelah tampil di televisi. Padahal sebelumnya dia hanya
bernyanyi dari kampung ke kampung.

*Kesimpulan
*Dari beberapa contoh di atas, intinya adalah bagaimana dalam meningkatkan
usaha kita selalu mencari faktor kali. Sekali lagi FAKTOR KALI.
Mudah-mudahan tulisan ini menjadi inspirasi bagi anda. Mohon maaf, bukan
saya ingin menggurui, tapi ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang tentu saja
banyak kekurangannya. Mudah-mudahan tulisan ringan ini ada manfaatnya.

--
Wassalam,

Badroni Yuzirman



INDAH FASHION

ONLINE&OFFLINE SHOP
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,

BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE

SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com

Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com

http://indahmoney.blogspot.com

http://indaherbal.blogspot.com



tips belajar bisnis


Posted by: "ramdhan84"



apalagi jika Anda baru mulai belajar berbisnis, harus memperhatikan beberapa hal berikut, di antaranya:

1. Jangan mudah tergiur dengan bahasa iklan.

2. Jangan mudah percaya testimonial dari suatu website.
Testimonial bisa jadi hanya sebuah rekayasa untuk menarik pengunjung bergabung dengan bisnisnya.

3. Jangan mudah percaya dengan kata–kata Gratis.
Anda perlu lebih cermat dalam memperhatikan, ada apa di balik kata GRATIS tersebut? Saya pernah mengalami ini.. Misalnya: pada saat mendaftar gratis, tetapi aktifitasnya harus bayar.

4. Cari informasi dahulu tentang bisnis yang bakal anda jalani.

5. Bisnis tidak semudah membalik telapak tangan.
Perlu waktu, mungkin juga biaya (ada yang kecil, ada yang besar), dan ketekunan.

6. Pakailah selalu akal sehat Anda bila Anda mulai "melirik" suatu bisnis.

7. Jangan pernah takut untuk mencoba!
Untuk mendapatkan jawaban atas keragu-raguan Anda, jawaban yang paling tepat menurut saya adalah denga mencobanya. Jangan pernah takut untuk mencoba, tetapi berhati-hatilah sebelum mencoba. Percayalah! Percayalah bahwa apa yang akan Anda lakukan tersebut akan memberikan hikmah/pelajaran yang sangat berharga bagi Anda.

Semoga sukses . . .

Muhammad Ramdhan

INDAH FASHION

ONLINE&OFFLINE SHOP
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,

BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE

SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com

Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com

http://indahmoney.blogspot.com

http://indaherbal.blogspot.com


Ngapain Bingung Mengelola Uang?

Ngapain Bingung Mengelola Uang?

Lihat Gambar
Bisa nggak mengelola uang?

Minggu, 12 April 2009 09:00
KapanLagi.com - Oleh: Noppy

Gajian di awal bulan, tapi belum akhir bulan, uang kita sudah amat menipis. Pernah atau malah sering mengalaminya? Mungkin ada yang harus diubah dari cara kita mengelola pengeluaran uang kita. Menurut Ligwina Hananto, perencana keuangan dari Quantum Magna Financial, pengelolaan uang adalah bagian dari gaya hidup kita. Lalu bagaimana kita menjadikannya bagian dari gaya hidup kita?

Fokus Pada Pengeluaran

Kita harus berhenti memikirkan berapa gaji yang masuk ke rekening kita. Pengelolaan uang ini malah berkonsentrasi pada pengeluaran kita, bukan penghasilan itu. Biasanya, semakin besar penghasilan kita, kecenderungan untuk bergaya hidup lebih mewah pun menjadi lebih besar. Karenanya, kita harus mengelola pengeluaran itu dengan baik.

Wajib Menabung

Berapapun penghasilan yang kita dapatkan, kita harus bisa menyisihkan paling tidak 10% dari penghasilan itu. Ini demi masa depan. Nggak usah merasa kesusahan, ada cara yang paling mudah. Kita cuma harus membuat dua rekening yang terpisah. Rekening A untuk menerima gaji, dan rekening B khusus untuk tabungan kita. Saat kita menerima gaji, pastikan keesokan harinya, kita sudah mentransfer 10% gaji kita ke rekening khusus tabungan itu.

Hati-Hati Cicilan Utang

Berutang atau kredit bukanlah hal terlarang dalam perencanaan keuangan, namun kehati-hatian amat diperlukan dalam memilih cara untuk berutang. Pastikan kita terbebas dari belitan utang kartu kredit. Kita bisa menggunakan kartu kredit sesuka hati, namun ingat untuk selalu melunasi tagihannya saat jatuh tempo, jangan pernah melewatinya. Dan lagi, kita harus memperhatikan penggunaan barang yang akan dicicil. Membeli laptop yang dicicil setahun dengan penggunaan beberapa tahun tentunya masuk akal, tapi berhutang untuk liburan selama seminggu dan dicicil selama tiga bulan, itu tidak masuk akal!

Jangan Abaikan Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin ini adalah pengeluaran yang tak boleh diabaikan. Seperti apapun gaya hidup kita, kita pasti memiliki jatah pengeluaran tertentu. Nah, pengeluaran rutin ini harus benar-benar diperkirakan sejak awal.

Rem Pengeluaran Pribadi

Sebenarnya inilah pengeluaran yang paling ampuh membobol pertahanan kita karena pengeluaran ini adalah pengeluaran untuk hal-hal yang serba menyenangkan dalam hidup kita. Seharusnya, tanpa pengeluaran pribadi ini, hidup kita pun tetap baik-baik saja. Karena itu, pengeluaran inilah yang harus direm.

Memilih untuk hidup hemat memang terasa sebagai pilihan hidup yang sulit, namun kita bisa melakukannya secara bertahap. Sebagai awalnya, periksa satu per satu daftar pengeluaran tersebut. Lalu tentukan mana pengeluaran yang sebenarnya perlu dan sebenarnya tidak perlu. Dengan begitu, kita bisa mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan menghemat uang. Jadi deh gaya hidup hemat, nggak susah kan? (kpl/npy)

INDAH FASHION

ONLINE&OFFLINE SHOP
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,

BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE

SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com

Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com

http://indahmoney.blogspot.com

http://indaherbal.blogspot.com


5 Hal yang Menghambat dalam Merancang Tujuan Hidup

Posted by: "Iim Rusyamsi"


Kemarin malam saya bertemu dan berdiskusi dengan seorang sahabat lama yang
kembali bertemu setelah hampir 20 tahun lamanya. Kami dipertemukan kembali
melalui media sosial di Internet, yaitu Facebook di awal tahun ini.

Sahabat saya ini telah bekerja selama delapan tahun lamanya dan berada di
zona yang sangat nyaman di perusahaannya, kini ia mempunyai semangat untuk
membuka usaha, berpindah kuadran, dari karyawan menjadi pengusaha. Bertukar
pikiran dengan saya saat ini rutin dilakukannya. Saya pun berbagi pengalaman
atas apa yang telah saya dapatkan. Dan seraya menggali apa yang ingin ia
lakukan dan ia capai dalam hidupnya.

Dari beberapa kali teman yang bertemu dengan saya dari kuadran karyawan yang
ingin pindah ke kuadran pengusaha, sahabat saya ini berbeda dengan yang
lainnya. Ia mempunyai semangat yang tinggi, mempunyai impian yang agung dan
mempunyai keyakinan yang solid akan keberhasilannya jika ia menjadi
pengusaha. Saya melihat adanya tujuan hidup yang jelas dari dirinya dalam
merancang kesuksesan untuk masa depannya. Berbeda dengan teman lainnya yang
ingin menjadi pengusaha dalam hal merancang hidupnya, banyak ketakutan dan
keraguan yang saya temui dari mereka.

Saya teringat buku “Master Your Mind Design Your Destiny” karya Adam Khoo,
di buku tersebut terdapat bahasan apa yang menghambat kebanyakan orang dalam
merancang hidupnya.

Ada 5 hal yang menghambat kebanyakan orang dalam merancang tujuan / goal
hidupnya, yaitu :

1. Keyakinan yang Membatasi

Banyak orang hanya memimpikan apa yang ingin mereka miliki. Namun ketika
harus membuat komitmen untuk membuat rencana dan target yang spesifik,
mereka tidak peduli. Sering berkata: “Tidak mungkin” atau “Itu sulit” atau
mereka tidak mau bertindak/action. Sesungguhnya itu hanyalah keyakinan dan
perasaan yang menghambat saja yang jika kita tidak menghilangkannya maka
kita tidak akan pernah berani merancang tujuan/goal hidup yang lebih baik.

2. Tidak Tahu Apa yang Diinginkan

Banyak orang yang tidak tahu apa yang mereka inginkan. Tetapi yang terjadi
sebenarnya adalah kebanyakan orang yang tidak berani untuk bermimpi. Kita
perlu belajar bagaimana membuka imajinasi kita dan menghidupkan pikiran
kreatif kita menjadi bebas…bebas dari ketakutan dan larangan-larangan
sehingga kita dapat bermimpi dengan jelas dan menjalani hidup sesuai dengan
yang kita inginkan.

3. Takut Gagal

Ketakutan terhadap kegagalan, penolakan, dan rasa malu adalah hal-hal yang
menghantui kebanyakan orang untuk mulai bertindak/action. Satu-satunya orang
yang dapat mengatakan kepada kita bahwa kita gagal adalah diri kita sendiri.
Orang-orang sukses mendefinikan kegagalan secara berbeda. Kegagalan bagi
mereka merupakan umpan balik untuk memperbaiki lagi tindakannya. Mereka
merasa gagal jika mereka menyerah. Selama mereka masih terus berusaha dan
tidak menyerah, berarti mereka belum gagal!

4. Ketergantungan pada Hidup yang Mudah

Kebanyakan orang cenderung menghindari resiko karena mereka sudah ketagihan
menjalani hidup yang mudah, hidup yang nyaman dan mereka takut kehilangan
itu. Tidak ada jalan pintas untuk kesuksesan di bidang apa pun. Kita mesti
mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, dengan semangat pengorbanan dan
kita akan mendapatkan imbalannya.

5. Pernah Gagal Mencapai Tujuan yang Dibuat

Banyak orang telah menetapkan tujuan hidup, namun tidak berhasil mencapainya
sehingga akhirnya mereka menyerah. Sebenarnya bukan tujuannya yang tidak
sesuai, tetapi kita yang belum sesuai melakukan tindakan seperti seharusnya.

Dalam menetapkan tujuan merupakan kunci awal dalam formula sukses. Setelah
penetapan tujuan/goal, haruslah diikuti dengan pengembangan strategi,
tindakan/action dan merubah strategi berdasarkan umpan balik dari kegagalan
yang ditemui.

Semoga sharing ini bermanfaat untuk teman-teman yang ingin memulai
bisnisnya. Hilangkan rasa ketakutan dan kegagalan dengan menyusun rancangan
tujuan/goal hidup yang baik, specific dan terukur, fun atau menggembirakan
dengan menciptakan ide-ide yang akan menghasilkan lompatan kesuksesan….

Salam Go Triple

Iim Rusyamsi

INDAH FASHION

ONLINE&OFFLINE SHOP
SALE MATERNITY/BIG SIZE& BREASTFEEDING CLOTHES/UNDERWEAR ,

BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE

SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com

Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com

http://indahmoney.blogspot.com

http://indaherbal.blogspot.com


Custom Search